Juwi lemah dan terkulai tanpa upaya, ia beranggapan semua telah tercurah namun belum jua terbayarkan. Meskipun sedikit dari yang ia kerjakan tapi besar pinta Juwi.
Juwi sendiri, melihat sekitar tapi kosong, kembali ia ke dalam lamunan meneteskan air mata. Ia rindu keramaian yang dulu ada, rindu pelukan orang terkasih yang sekarang jauh.
Semua yang telah terjadi semata karena kesombongan dan Juwi menyadarinya. Sekali lagi Juwi menyerah tanpa daya dan upaya, tertunduk lemah berserah diri tangan mengadah penuh pinta.
Innalillahi, ia berucap, kembali Astaghfirullah sampai lemah tak bertenaga, suara lirih perlahan tak terdengar. Juwi jatuh dalam sendirinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar